3 Pengemis Tajir Terkena Razia

 

Jakarta - Sudah sering terdengar bahwa pengemis memiliki kehidupan yang 'tidak biasa'. Ada yang tinggal di kawasan khusus atau kampung, memiliki rumah, kendaraan, dan harta yang berlimpah.

Pengemis-pengemis ini berada di kota berbeda. Tapi penampilannya sama: lusuh dan tidak meyakinkan memiliki harta berlebih. Namun penampilan itu ternyata 'menipu'. 

Kedok mereka baru terbongkar saat petugas melakukan razia. Ada yang memiliki uang Rp 25 juta hingga Rp 65 juta. Berikut kisah mereka.

1. Nenek Rp 3,5 Juta


 
Seorang perempuan pengemis terjaring razia Satpol PP di Bandung awal September 2013. Di kantor Satpol, isi tasnya dibongkar. Ternyata ada uang Rp 3,5 juta di dalamnya.

Nenek pengemis tak disebutkan namanya. Ia mengaku uang jutaan itu didapatkannya setelah 2 hari 'bekerja'. Rencana Pemkot Bandung, para gelandangan dan pengemis akan diarahkan bekerja sebagai pendukung program pemkot. Namun sebagian di antaranya menolak status yang lebih terhormat itu karena gajinya kurang gede.

2. Walang Rp 25 Juta


 
Pengemis lebih tajir didapati di Jakarta. Walang (54), pemulung di bawah jembatan layang tugu Pancoran, Jakarta Selatan, menyimpan uang Rp 25 juta di gerobaknya. Ia pura-pura mendorong gerobak berisi rekannya yang sakit, Sa'aran (60).

Walang yang berasal dari Subang ini ditangkap oleh petugas Sudin Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (26/11/2013). Ia mengaku memiliki kandang ternak kambing dan baru 15 hari lalu berada di Jakarta, setelah sebelumnya mudik ke Subang. Dia mengaku uang itu akan digunakannya sebagai tambahan ONH. Saat ini pria yang biasa dipanggil Haji Walang di kampung halamannya itu diamankan di Panti Sosial Bina Insani milik Pemprov DKI Jakarta.

3. Pasutri Rp 65 Juta dan 7 Gram Emas


 
Pengemis lebih tajir ditemukan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Keduanya berstatus suami istri. Bersama puluhan gelandangan dan pengamen, mereka terjaring razia akhir April 2013 oleh Satpol PP. 

Dalam pemeriksaan, pasutri itu diketahui menyimpan uang Rp 65 juta dan 75 gram emas. Kepada petugas, mereka mengaku harta 'wah' itu  merupakan kiriman saudaranya. Petugas tidak peduli dan tetap menangkapnya. Perempuan pengemis menangis dan meronta saat kedoknya dibongkar.




 


E-KTP Berlaku Seumur Hidup



E-KTP



Jakarta - DPR akhirnya mengetuk palu mengesahkan revisi Undang-undang Nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Salahsatu poin penting yang ada dalam Undang-undang itu adalah pemberlakukan e-KTP seumur hidup.

Keputusan itu diambil dalam rapat paripurna DPR yang dipimpin oleh Wakil ketua DPR Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2013). Hadir dalam rapat itu Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

"Masa berlaku KTP elektronik ini adalah seumur hidup, termasuk KTP elektronik yang sudah diterbitkan sebelum undang-undang ini ditetapkann berlaku seumur hidup," kata Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo membacakan poin-poin UU tentang Administrasi Kependudukan.

Menurutnya, KTP elektronik yang memiliki chip di dalamnnya itu penting diatur dalam Undang-undang karena terkait identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana kabupaten/kota.

Sementara itu, Mendagri Gamawan Fauzi menyatakan pemberlakuan e-KTP seumur hidup itu salahhsatu manfaatnya adalah untuk menghemat anggaran yang sebelumnya KTP berlaku selama 5 tahun.

"Kalau kita berlakukan sistem yang lama satu KTP sekitar Rp 16 ribu. Kalau lima tahun diganti, penduduk Indonesia kan ini naik terus. Setiap tahun pertumbuhannya 4 juta (orang)," kata Gamawan Fauzi usai rapat paripurna.

"Orang yang berulang tahun 17 tahun dan menikah itu kan berhak mendapatkan KTP, kita asumsikan setahun 4 juta. Berarti 194 kali Rp 16 ribu. Nah karena itu ada Rp 4 triliun per lima tahun yang bisa kita hemat," imbuhnya.

Ia menyatakan, dengan pemberlakuan seumur hidup maka tidak perlu lagi masyarakat mengganti KTP setiap 5 tahun sekali, kecuali jika ada perubahan status yang dibutuhkan.

"Misalnya saya belum profesor terus minggu depan profesor, saya minta tolong perubahan status itu boleh. Saya pindah domisili ke Yogya misalnya. Saya tinggal di Jakarta terus saya pensiunnya di Yogya, saya mau KTP Yogya. Nah hanya itu perubahan-perubahan yang dilayani," ujarnya.

"Tapi yang lain kalau tidak ada perubahan status, KTP akan berlaku seumur hidup," imbuh mantan Gubernur Sumbar itu.

Lantas bagaimana bila ada perubahan fisik, wajah jadi brewok dan keriput ?

"Chip dalam KTP-el itu merekam 2 jenis data, biometrik dan biodata. Biodata itu ada NIK, nama, tempat tanggal lahir, alamat, status jenis kelamin dan agama. Kalau biometrik itu merekam sidik jari, iris mata dan profil wajah, termasuk tanda tangan. Jadi kalau fisik berubah, ya masih ada sidik jari dan iris mata, nggak bisa nyamar lagi," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Restuardy Daud menjawab pertanyaan perubahan fisik dari pemegang KTP-el.

Hal itu dikatakan Restuardy saat berbincang dengan detikcom, Kamis (28/11/2013). Dia menambahkan perubahan KTP-el dimungkinkan bila ada perubahan biodata.

"Kalau ada perubahan elemen data, misalnya migrasi (pindah), alamat saja kan yang berubah. Atau berubah status atau gelarnya, itu dimungkinkan membuat KTP yang baru. Yang berubah kan elemen di biodatanya saja. Nomor Induk Kependudukan (NIK) tetap," kata Restuardy.

Restuardy kemudian merinci KTP-el bisa mengurus yang baru bila hilang, rusak, migrasi atau pindah termasuk ke provinsi lain, berubah status, pindah agama dan sebagainya. Namun NIK tetap memakai NIK yang sudah tercatat di KTP-el yang lama.

"Kalau mau mengurus lagi gratis," tegas Restuardy merujuk pada Pasal 95 B revisi UU Administrasi Kependudukan yang sudah diketok DPR pada Selasa lalu.

Restuardy merinci mengapa KTP-el ini akhirnya diputuskan seumur hidup. Pertama karena alasan efisiensi atau penghematan anggaran.

"Apabila kita memberlakukan KTP-el seumur hidup, negara menghemat Rp 4 triliun untuk 5 tahun. Tiap tahun ada 4 juta penduduk menginjak usia 17 tahun yang wajib KTP. Ini sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik," tuturnya.

Kedua, perkembangan teknologi dalam KTP-el, secara fisik sudah lebih baik, dilengkapi chip yang di dalamnya merekam biometri (sidik jari, iris mata, profil wajah dan tanda tangan) serta biodata (nama, alamat, tempat tanggal lahir, agama dan status) warga. 

"Mengapa harus ganti tiap 5 tahun?" katanya.


Hacker Indonesia Kembali Jebol Situs Polisi Australia

Hacker Indonesia


Hacker Indonesia masih terus menyerang situs Australia. Perang siber antarkedua negara terjadi paska terkuaknya aksi penyadapan oleh Badan Intelijen Australia (DSD) terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat tinggi RI.

Kali ini yang menjadi taget peretas Indonesia adalah situs milik pemerintah Australia. Salah satu yang berhasil dijebol yaitu situs Crime Stoppers yang menampilkan informasi soal nama-nama orang dalam Daftar Pencarian Orang. 

Wakil Ketua Crime Stoppers Australia Peter Price kepada stasiun berita Sky News, Selasa 26 November 2013, mengatakan ada sebuah kelompok peretas yang menamakan diri sebagai BlackShinChan berhasil menjebol situs Crime Stoppers Australia.

BlackShinChan memperoleh akses masuk ke dalam situs Crime Stoppers dan mempublikasikan enkripsi kode akses ke beberapa situs milik warga Australia di sebuah akun Facebook. Kelompok itu juga meninggalkan pesan di sebuah situs dengan tulisan “Ini balasan karena telah menyadap Indonesia.”

Senin kemarin, perwakilan Polisi Federal Australia (AFP) mengatakan sebagian informasi yang dipajang di akun Facebook itu memang benar, sementara detail lainnya, termasuk akses masuk, ia sebut palsu. “Situs Crime Stoppers memang telah diretas dan mereka mempublikasikan informasi tersebut di internet. Tapi itu bukan informasi penting,” ujar Price. 

VIVAnews mencoba mengakses dua situs Crime Stoppers yang beralamat di nsw.crimestoppers.com.au dan crimestoppers.com.au pada Selasa pagi. Saat diklik, muncul informasi kedua situs tersebut sedang dalam perbaikan. 

Sebelumnya, situs AFP dan Bank Sentral Australia sudah menjadi korban serangan peretas asal Indonesia. Menurut Juru Bicara AFP yang tidak ingin disebut namanya, situs AFP masih berfungsi dengan baik saat ditinggal stafnya pada Rabu malam, 20 November 2013.

Namun pada Kamis dini hari, situs yang beralamat di afp.gov.au itu sudah kolaps dan tak dapat diakses. Pihak AFP mengaku tak tahu pasti kapan situs tersebut kolaps. “AFP tengah menyelidiki serangan terhadap situs kami atau situs milik pemerintah Australia lainnya secara serius,” ujar juru bicara itu. 

Menurut AFP, siapapun yang berani bertindak sejauh ini, harus siap dengan konsekuensinya. “Ini sudah masuk ke dalam perbuatan kriminal,” kata dia.

Sama seperti pernyataan yang disampaikan perwakilan Crime Stoppers, perwakilan AFP menyatakan serangan para peretas tersebut tidak berpengaruh ke sistem Teknologi Informasi (TI) dan tidak ada informasi rahasia yang disimpan di situs tersebut. 

Aksi peretasan juga pernah dilakukan oleh "serdadu siber" Australia ke beberapa situs perusahaan milik Indonesia. Salah satunya situs Garuda Indonesia yang diretas oleh kelompok Anonymous Australia.  Peretas diduga berhasil menyusup ke jaringan database Garuda Indonesia melalui celah di website garuda-indonesia.com. Mereka lalu memajang data 317 data pelanggan Garuda Frequent Flyer (GFF) disertai alamat emailnya. (eh)





Lulusan SMA Bisa Melamar Jadi Mata-mata di Inggris


Warga Inggris

Pemerintah Inggris membuka kesempatan bagi lulusan SMA untuk bekerja di badan intelijen negara. Mereka akan dilatih menjadi mata-mata handal di tiga lembaga intelijen Inggris.
Diberitakan Daily Mail pekan ini, mereka yang tidak mengenyam bangku kuliah bisa berkarir di badan intelijen GCHQ, MI5 dan MI6. Sekitar 80 orang lulusan SMA akan dipilih untuk dilatih selama dua tahun pada September dan Oktober tahun depan.

Calon pegawai mulai dari usia 18 tahun akan ditempa menjadi agen intelijen untuk mata-mata, mengatasi ancaman siber, terorisme, dan kejahatan terorganisir. Skema ini pertama kali diumumkan Menteri Luar Negeri William Hague tahun lalu, tapi proses aplikasi baru saja dibuka dan berakhir pada 9 Desember nanti.

Syaratnya, mereka haruslah warga negara Inggris asli. Selain itu, mereka harus memiliki nilai sempurna di mata pelajaran ilmu pengetahuan, teknologi atau matematika. Mereka akan bekerja lima hari sepekan dan digaji senilai Rp325 juta per tahun.

Bagi yang lulus tes akan ditempatkan di Cheltenham, kantor GCHQ (Markas Komunikasi Pemerintah) selama setahun. Setelah itu mereka berkesempatan ditempatkan di London untuk bekerja bersama Badan Keamanan Negara MI5 atau Badan Intelijen Rahasia MI6.

Inggris mewanti-wanti calon pelamar untuk tidak menyebutkan rencana mereka mengirimkan lamaran pada siapapun, termasuk melalui status di media sosial. Hal ini demi keselamatan mereka dan kerahasiaan negara.

"Untuk melindungi dirimu dan rahasia Inggris, jangan memberitahu siapapun. Waspadalah pada orang-orang yang tiba-tiba menanyakan pekerjaanmu; pikirkan aspek keamanannya," bunyi informasi lamaran tersebut.

"Contohnya, berhati-hatilah soal bagaimana kau berlaku di internet - jangan menulis di sosial media bahwa kau melamar GCHQ dan pikir dua kali sebelum kau memberitahukannya pada orang lain," lanjut lamaran itu lagi. (umi)



10 Kebiasaan Buruk Orang Tua Pada Anak



Kebiasaan 1 Raja yang tak pernah salah



Sewaktu anak kita masih kecil dan belajar jalan, tidak jarang tanpa sengaja menabrak kursi/meja. Lalu menangis. Umumnya yang dilakukan orang tua agar tangisan anak berhenti adalah dengan memukul kursi/meja, sambil mengatakan, “Siapa yang nakal ya? Ini sudah Papa/Mama pukul kursi/mejanya…sudah cup…cup…diem ya…” Akhirnya si anak pun terdiam.

Apa akibatnya?

Ketika proses pemukulan terhadap benda yang mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan kepada anak bahwa ia tidak pernah bersalah. Yang salah orang/benda lain. Pemikiran ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Akibatnya setiap ia mengalami peristiwa dan terjadi kekeliruan, maka yang keliru atau salah adalah oranglain, dan dirinya selalu benar, sehingga yang pantas di hukum adalah orang lain yang tidak melakukan kesalahan.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Yaitu mengajari ia untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi; katakanlah padanya (sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit) :“Sayang, kamu terbentur ya. Sakit ya? Lain kali hati-hati ya, jalannya pelan-pelan saja dulu, supaya tidak membentur lagi.



Kebiasaan 2 - Berbohong kecil dan sering



Pada saat kita terburu-buru pergi bekerja, anak kita meminta ikut. Apa yang kita lakukan? Apakah kita menjelaskannya dengan kalimat yang jujur? Atau kita lebih memilih berbohong dengan mengalihkan perhatian si kecil ke tempat lain, setelah itu kita buru-buru pergi? Atau kita mengatakan, “Papa hanya sebentar kok, hanya ke depan saja ya, sebentaaar saja ya, sayang.” Tapi ternyata, kita pulang malam.

Apa akibatnya?

Dari contoh diatas, jika kita berbohong ringan/bohong kecil, dapat mengakibatkan anak tidak percaya lagi dengan kita sebagai orang tua. Mereka tidak bisa membedakan pernyataan kita yang bisa dipercaya atau tidak, sehingga anak menganggap semua yang diucapkan orang tuanya adalah bohong dan mulai tidak menuruti segala perkataan kita. Awalnya, anak-anak kita adalah anak yang selalu mendengarkan kata-kata orang tuanya, karena mereka sepenuhnya percaya pada orang tuanya. Namun setelah anak beranjak besar mereka mulai tidak menurut. Tanpa sadar kita sebagai orang tua setiap hari sering membohongi anak untuk menghindari keinginannya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Berkatalah jujur kepada anak. Ungkapkan dengan penuh kasih dan pengertian : Sayang, Papa mau pergi bekerja. Kamu tidak bisa ikut. Tapi kalo papa libur dan pergi ke kebun binatang, kamu bisa ikut. Hal ini memang membutuhkan waktu lebih untuk memberi pengertian kepada anak karena biasanya mereka menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita perlu sabar dan beri pengertian kepada mereka secara terus menerus. Pastikan kita selalu jujur dalam mengatakan sesuatu.


Kebiasaan 3 - Banyak mengancam



Pada saat kita melihat si Kakak sedang menggangu adiknya, kita sering mengatakan dengan berteriak dari tempat duduk kita, “Jangan ganggu adik, nanti papa/mama marah!”

Apa akibatnya?

Dari sisi anak pernyataan yang sifatnya melarang dan dilakukan dengan cara berteriak tanpa kita beranjak dari tempat duduk atau tanpa menghentikan aktifitas kita, bagi mereka itu sudah merupakan suatu ancaman. Terlebih ada kalimat tambahan “…nanti papa/mama marah.”

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Kita tidak perlu berteriak-teriak seperti itu. Cukup dekati si anak. Tatap matanya dengan lembut, namun perlihatkan bahwa ekspresi kita tidak senang dengan tindakan mereka, dan dipertegas dengan kata-kata, “Sayang, Papa/mama mohon supaya kamu boleh meminjamkan mainan ini kepada adikmu. Bila kamu tidak mau meminjamkannya, Papa/Mama akan menyimpan mainan ini dan kalian berdua tidak bisa bermain. Mainan akan Papa/Mama keluarkan, bila kamu mau meminjamkannya pada adikmu dan Papa/mama akan makin sayang sama kamu.” Tepati pernyataan kita itu dengan tindakan nyata.

Kebiasaan 4 - Bicara tidak tepat sasaran



Pernahkah kita menghardik anak dengan kalimat seperti, “Papa/Mama tidak suka bila kamu begini atau begitu!” atau “Papa/Mama tidak mau melihat kamu berbuat seperti itu lagi!” Namun kita tidak menjelaskan secara rinci dan dengan baik, hal-hal yang kita inginkan.

Apa akibatnya?

Anak tidak mengerti apa yang diingini oleh orang tuanya, sehingga yang terserap oleh anak adalah hal-hal yang tidak disukai oleh orang tuanya, sehingga anak terus mencoba hal yang baru dan dari sekian banyak percobaan yang baru tersebut, ternyata selalu dikatakan salah oleh orang tuanya. Hal ini yang mengakibatkan mereka berbalik untuk dengan sengaja melakukan hal-hal yang tidak disukai orang tuanya dengan tujuan untuk membuat kesal orang tuanya karena tindakannya selalu salah dihadapan orang tuanya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Sampaikanlah hal-hal yang kita inginkan secara intensif pada saat kita menegur mereka terhadap perilaku atau hal yang tidak kita sukai. Dan pada waktunya, ketika mereka sudah memahami dan melakukan segala hal yang kita inginkan, ucapkanlah terima kasih dengan tulus dan penuh sayang atas segala usahanya untuk berubah.

Kebiasaan 5 - Menekankan pada hal-hal yang salah



Kita selaku orang tua sering mengeluhkan perilaku anak-anak kita yang tidak pernah akur dan selalu bertengkar. Apa yang kita lakukan? Melerai atau memarahi semua pihak. Lalu kita ingat-ingat lagi, apa yang kita lakukan bila mereka bermain dengan akur atau tidak bertengkar? Seringkali kita mendiamkan mereka bukan? Tidak menyapa mereka karena beranggapan tidak perlu dan mereka sudah bermain dengan baik dan tidak bertengkar.

Apa akibatnya?

Dengan menganggap tidak perlu itulah yang membuat mereka terpicu untuk kembali bertengkar, karena dengan bertengkar, mereka mendapat perhatian dari orang tuanya. Dengan mendiamkan mereka karena tidak bertengkar, membuat mereka juga tidak tahu bila kita senang dengan kerukunan itu.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Berilah pujian setiap kali mereka bermain dengan asyik dan rukun, setiap kali mereka berbagi di antara mereka dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami, misalnya :”Nah, gitu dong kalau main. Yang rukun dan mau saling meminjamkan. Papa/Mama senang dan tambah sayang.” Lalu peluklah mereka sebagai ungkapan senang dan sayang.

Kebiasaan 6 - Merendahkan diri sendiri



Bila anak anda terlalu asyik bermain play station sehingga mengalahkan jam belajar, apa yang anda lakukan? Mungkin kita sering mengatakan :”Ayo, matikan play station-mu itu. Awas ya, nanti dimarahi sama papa kalo pulang dari kerja.” Kita selalu menggunakan ancaman dengan figur yang ditakuti oleh si anak.

Apa akibatnya?

Dengan menggunakan ancaman, kita tidak sadar telah mengajarkan kepada anak bahwa mereka akan menurut jika mereka ditakut-takuti dahulu.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Siapkan aturan main sebelum kita bicara, setelah siap, dekati anak, tatap matanya, dan katakan dengan nada serius bahwa kita ingin ia berhenti bermain sekarang atau berikan pilihan, misal : “Sayang, Papa/Mama ingin kamu mandi. Kamu mau mandi sekarang atau lima menit lagi? Bila jawabannya, “lima menit lagi pa/ma.” Kita jawab kembali, “Baik, kita sepakat setelah lima menit, kamu mandi ya. Tapi jika tidak berhenti setelah lima menit, dengan terpaksa Papa/Mama simpan hingga lusa.” Setelah persis lima menit, dekati si anak, tatap matanya dan katakan sudah lima menit, tanpa kompromi dan tawar menawar lagi. Jika dia tidak menepati pilihannya, langsung laksanakan konsekuensinya segera.

Kebiasaan 7 - Papa dan Mama tidak kompak



Seorang ibu meminta anaknya yang menonton televisi terus menerus untuk mengerjakan tugas sekolahnya, tapi pada saat yang bersamaan, si bapak membela si anak dengan mengatakan bahwa tidak masalah bila menonton televisi terus, dengan alasan supaya anaknya tidak stres.

Apa akibatnya?

Anak-anak pada umumnya belum dapat memahami nilai benar dan salah. Mereka lebih cepat menangkap rasa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan bagi dirinya, sehingga si anak memberi nilai bahwa ibunya jahat dan bapaknya baik, akibatnya, setiap kali ibunya memberi perintah, ia akan mulai melawan dengan berlindung di balik pembelaan bapaknya. Perlahan tapi pasti, anak akan belajar untuk terus melawan terhadap ibunya. Demikian sebaliknya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Untuk itu diperlukan peranan orang tua dalam mendidiknya. Peran itu bukan tugas ibu saja atau bapak saja, tapi keduanya. Ketika orang tua tidak kompak dalam mendidik anak-anaknya, maka anak tidak akan pernah menjadi lebih baik. Dihadapan anak, jangan sampai berbeda pendapat untuk hal-hal yang berhubungan langsung dengan persoalan mendidik anak. Apabila ada pandangan yang berbeda dalam mendidik anak, bicarakan hal ini secara pribadi dengan pasangan kita.


Kebiasaan 8 - Campur tangan Kakek, Nenek, Tante atau pihak lain



Pada saat kita sebagai orang tua sudah berusaha untuk kompak satu sama lain dalam mendidik anak-anaknya, tiba-tiba ada pihak ke-3, yaitu kakek, nenek, om, tante atau pihak lain di luar keluarga inti, yang muncul dan cenderung membela si anak.

Apa akibatnya?

Bila dalam satu rumah terdapat pihak di luar keluarga inti yang ikut mendidik pada saat orang tua mendidik, anak akan cenderung berlindung di balik orang yang membelanya, anak juga cenderung melawan orang tuanya.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Pastikan dan yakinkan kepada siapa pun yang tinggal di rumah kita untuk memiliki kesepakatan dalam mendidik dan tidak ikut campur pada saat proses pendidikan sedang dilakukan oleh kita sebagai orang tua. Berikan pengertian sedemikian rupa dengan bahasa yang bisa diterima dengan baik oleh para pihak ke-3.

Kebiasaan 9 - Menakuti anak



Pada saat anak kita menangis dan kita berusaha untuk menenangkannya, kita sering mengatakan kepada si anak :”Eh, kalo nangis terus nanti disuntik lho …” atau “Kalo kamu nangis terus, Papa/mama panggil pak satpam ya.” Anak akhirnya memang cenderung untuk berhenti menangis atau merengek dan menuruti kita.

Apa akibatnya?

Dengan pernyataan ancaman atau menakut-nakuti, sebenarnya kita telah menanamkan rasa tidak suka atau benci pada institusi atau pihak yang kita sebutkan. Anak akan tidak suka atau takut dengan figur dokter/satpam. Pernyataan mengancam/menakuti akan semakin dipahami anak sebagai kebohongan orang tua seiring perjalanan tumbuh kembang anak.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Berkatalah jujur dan berikan pengertian pada anak seperti kita memberi pengertian kepada orang dewasa karena sesungguhnya anak-anak juga mampu berpikir dewasa. Jika anak minta dibelikan permen katakan padanya akibat yang dapat ditimbulkan pada gigi dari pemanis buatan itu. Jika anak tetap memaksa, katakanlah dengan penuh pengertian dan tataplah matanya, “Kamu boleh menangis, tapi papa/mama tetap tidak akan membelikan permen.” Biarkan anak kita yang memaksa tadi menangis hingga diam dengan sendirinya.

Kebiasaan 10 - Ucapan dan tindakan tidak sesuai



Ada sebagian orang tua yang menetapkan pola asuhnya dengan menggunakan cara memberi penghargaan dengan pujian atau bahkan hadiah untuk kebaikan yang dilakukan oleh anaknya. Contohnya “Jika kamu mau membersihkan tempat tidurmu, maka di akhir pekan papa/mama mengajakmu jalan-jalan”. Dan pada akhir pekan, ternyata kita tidak dapat memenuhi janjinya, sehingga anak kita menjadi marah.

Apa akibatnya?

Anak memiliki ingatan yang tajam terhadap suatu janji, jika kita tidak menepati janji, maka kita tidak dipercaya oleh anak dan selanjutnya, anak mulai tidak mau menuruti yang kita minta.

Apa yang sebaiknya kita lakukan?

Jangan pernah mudah mengumbar janji pada anak dengan tujuan untuk merayunya, agar ia mau mengikuti permintaan kita. Pikirlah dahulu sebelum berjanji apakah kita benar-benar bisa memenuhi janji tersebut. Jika ada janji yang tidak bisa terpenuhi segeralah minta maaf, berikan alasan yang jujur dan minta dia untuk menentukan apa yang kita bisa lakukan bersama anak untuk mengganti janji itu.